untuk perbaikan silahkan berikan masukan,kritik,dan sarannya terhadap konten maupun blog ini di komentar atau buku tamu

Wednesday, January 15, 2014

Karakter Unik Konsumen Indonesia dan Strategi Menghadapinya

Disarikan dari tulisan Handi Irawan

Beda pasar, beda “obat” Banyak merek yang sukses di luar negeri,belum tentu sukses di Indonesia. Contoh: Gatorade, Kodak, Kelllog, The Body Shop, dan Diet Coke. Mereka sukses diluarnegeri namun menjadi minoritas di Indonesia. Sebaliknya, sukses di Indonesia belum tentu diminati pelanggan regional/global. Seperti minuman penambah energi, jamu,RBT (Ring Back Tone), dan Nokia N Series yang merajai pasar lokal ternyata kurangdiminati diluar negeri. Apa sebabnya? Karena karakter konsumen kita memang UNIK! Unik dalam hal: Attitude Behavior Life Style Buying, Keunikan dalam hal Attitude, Behavior,dan Life Style menghasilkan Buying Process yang unik pula Apa perbedaan lingkungan yang menjadikan karakter konsumen Indonesia berbeda dengan konsumen Amerika Serikat?


1. Budaya.Indonesia memiliki ratusan suku bangsa dan bahasa sehingga berbeda dalam hal norma, nilai, dan kebiasaan.
2. Komunikasi Non Verba lBeragam dalam cara mengomunikasikan perasaan dan preferensi.
3. Tingkat pendidikan Dengan hanya 50% lulusan SMA di perkotaan dan kurang dari60% lulusan SMP di pedesaan membuat masyarakat Indonesia menginginkan kepraktisan, berpikir jangka pendek, dan malas membaca informasi.
4. Group Reference Pengaruh tokoh – tokoh masyarakat sangat kuat dalam pengambilan keputusan.
5. Tingkat Sosialisasi Masyarakat Indonesia adalah kelompok yang memiliki tingkat sosial yang kuat. Produk yang mampu direkomendasikan oleh kelompok akan cepat berhasil.
Karakter #1: Berorientasi Jangka Pendek
Karakter konsumen yang pertama ini menunjukkan betapa konsumen Indonesia kebanyakan lebih mementingkan manfaat jangka pendek dari suatu barang/jasa dibandingkan efeknya dalam jangka panjang. Konsumen Indonesia yang cenderung berorientasi jangka pendek ini terbentuk karena dorongan berbagai faktor antara lain: Tingkat pendapatan dan pendidikan yangrendah, Pengaruh nilai budaya dan norma permisif-kekeluargaan, dan sistem kemasyarakatan lainnya Contoh: Isu bahan berbahaya yang terkandung dalam susu formula untuk bayi dan isu formalin di makanan tradisional hanya bertahan sebentar saja lalu kembali normal. Fakta “keberanian” konsumen Indonesia untuk tetap terbang dengan sebuah merek penerbangan yang pernah jatuh adalah bukti bagaimana pertimbangan manfaat jangka pendek (tiketmurah) lebih mendominasi pertimbangan jangka panjang(keamanan). Produk vitamin dan makanan kesehatan yang mudah diterima konsumen Indonesia adalah produk yang memberikan kebugaran dengan cepat setiap kali dikonsumsi walau ada efek samping,bukan vitamin yang membuat sehat dan kuat setelah 10 tahun lagi.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing
1. Positioning Sesuaikan produk kita dengan sifat orientasi jangka pendek konsumen Indonesia:- paling bermanfaat dalam jangka pendek(short-term benefit)- paling memberikan solusi (fast solution)- Paling cepat menyembuhkan tidak hanya mencegah terjadinya musibah, penyakit,ataupun masalah (curative not onlypreventive)
2. Strategi Harga Produk apapun yang berharga murah namun tidak terjamin kualitasnya tetap diburu konsumen. Tetapi tetap ingat bahwa tidak selalu kita harus menjadi yang paling murah namun jadilah yang “dipersepsikan” paling murah.
3. Strategi promosi dan komunikasi Konsumen yang berorientasi jangka pendek suka dengan promosi dan komunikasi yang berpihak pada konsumen.Contoh: pemberian hadiah langsung atau undian sebagai gimmick BCA dengan Gebyar BCA – nya.
4. Struktur kompetisi Pasar yang didominasi konsumen berorientasi jangka pendek sebenarnya tidak menguntungkan bagi pemimpin pasar karena pemimpin pasar jadi sukar meningkatkan loyalitas konsumen karena mereka mudah tergiur oleh penawaran gimmick atau potongan harga dari pesaing. Solusinya dengan menurunkan harga produk.
Karakter #2:Tidak Terencana
Karakter ini menunjukkan kebanyakan konsumen Indonesia tidak memiliki rencana dalam berbelanja.Hanya mengikuti impulse buying. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga.Perilaku pembelian tidak terencana ini dipicu oleh: Kurangnya pendidikan dan informasi sehingga tidak mempunyai bekal yang cukup untuk merencanakan,mengevaluasi, dan membandingkan antar merekatau produk Pendapatan yang fluktuatif, contoh: saat lebaran belanja habis-habisanContoh fakta:Sumber: Frontier ResearchSudah direncanakan 26%, sedangkan 74% Tidak direncanakan.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing :
1.Strategi produkProdusen harus memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam penawaran barang/jasa. Semakin banyak varian produk yang dimiliki, semakin mudah dalam menarik dan mempertahankan konsumen melalui mekanisme cross-selling dan upselling.
2. Strategi channel Channel harus dibuat massal dan ada dimana-mana. Semakin sering produk dilihat olehkonsumen, maka semakin besar kemungkinanproduk tersebut terjual.
3. Strategi komunikasi Konsumen yang tidak terencana harus didorong segera melakukan aksi pembelian. Materi promosi diusahakan sebisa mungkin yang dapat memunculkan minat dan niat membeli secepat mungkin (spontan).Strategi komunikasi yang kedua adalah edukasi. Strategi ini diperlukan apabila produk yang dijual memerlukan perencanaan matang seperti dana pensiun, asuransi, tabungan berjangka, susu kalsium,dll.
4. Strategi harga Adalah lebih mudah menerapkan strategi marketing pada konsumen yang memiliki perencanaan pembelian.Untuk itu marketer harus mengedukasi pasar dengan memberikan insentif pada konsumen yang telah jauh hari merencanakan pembelian. Contoh: tiket pesawat murah untuk penerbangan 3-6 bulan mendatang,pembelian sembako/deterjen dalam jumlah banyak.
Karakter #3: Suka Bersosialisasi
Orang Indonesia sangat suka berkumpul dan berkelompok walaupun dalam jaman modern sekarang ini. Terbukti dari banyaknya bermunculan kelompok atau klub-klub sosial, komunitas-komunitas, arisan, dll. Bukti lain adalah fenomena mudik lebaran, orang rela bersusah payah pulang kampung hanya agar dapat bertemu sanak saudara, keluarga, dan tetangga. Dalam bidang marketing, produk-produk yang memfasilitasi kebutuhan orang untuk berkumpul menjadi disukai. Contohnya: kafe dan gerai kopi baik tradisiona lmaupun modern sangat diminati.Ditambah lagi fasilitas dari dunia maya (internet) yang memungkinkan orang untuk bersosialisasi tanpa harus bertatap muka contohnya: fasilitas chatting, email,Friendster, mailing list, blog,dsb sangat digemari.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing : Ciri khas masyarakat komunal paling tidak ada 3 hal, yaitu: Mempunyai pemimpin informal yang di patuhi Mempunyai ikatan emosional yang kuat kepada komunitasnya Percaya pada kredibilitas pesan getok tular (word ofmouth)
Sebuah produk yang sukses di pasaran sudah terlihat dari pembicaraan pada komunitas-komunitas pencinta merek atau produk tersebut. Apabila komentar komunitas-komunitas pencinta merek atau produk tersebut. Apabila komentar anggota komunitas positif, maka produk tersebut akan berpeluang sukses tetapi anggota komunitas positif, maka produk tersebut akan berpeluang sukses tetapi sebaliknya apabila komentar mereka negatif maka produk tersebut bisa jadi akan sebaliknya apabila komentar mereka negatif maka produk tersebut bisa jadi akangagal.gagal.Untuk itu ada 2 taktik di bidang komunikasi yang utama:
.1. Menyasar para pemimpin informal untuk merekomendasikan produk kepadakomunitasnya. Contoh: pemuka agama, ketua adat, pemimpin kelompok.komunitasnya. Contoh: pemuka agama, ketua adat, pemimpin kelompok.
2. Membuat komunitas.Membangun komunitas untuk melipat gandakan pengaruh word of mouth dan juga membangun loyalitas konsumen.Contoh: HTML (Honda Tiger Mailing List),Yamaha Jupiter Club, Avanza Xenia Club, MitraMie Bogasari, Tupperware Party Selling, dsb.
 Karakter #4:Gaptek (Gagap Teknologi)
Gagap teknologi bukan saja tidak mengerti teknologi tetapi juga tidak menggunakan teknologi secara optimal. Berdasarkan survei, pengguna internet diIndonesia paling sering menggunakandua layanan yakni games dan chatting,baru kemudian email, dan browsing. Demikian juga handphone paling sering dipakai hanya untuk SMS dan voice,selebihnya hanya untuk gengsi semata. Di dunia perbankan, internet banking dan SMS banking berkembang sangat lambat. Bahkan mengedukasi penggunaan ATM Non Tunai saja masih sulit.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing : Memasarkan produk teknologi tinggi tidak akan bisa lepas dari proses edukasi masyarakat sebagai calon konsumen. Untuk itu diperlukan dana yang tidak sedikit. Satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menjadi follower. Ketika pasar telah teredukasi dan siap menerima produk, maka follower bisa melakukan kampanye marketing lebih effisien. Strategi kedua adalah dengan memposisikan produksebagai produk yang relatif sederhana dan memberikan kemudahan dan menghadirkan kesenangan baru. Tidakhanya mengutamakan konteks teknologi tingginya.Contoh: Nokia, hadir tidak hanya menawarkan teknologi tinggi tetapi juga dengan value for money yang sepa dan serta mendongkrak self-esteem pemiliknya (sebagaiemotional benefit).
Karakter #5:Mementingkan Konteks Daripada Konten
Masyarkat Indonesia cenderung lebih suka mengakses informasi yang ringandan tidak serius (hiburan) daripada informasi serius yang memberikan pengetahuan. Perbedaan antara context oriented dan content oriented terletak pada jumlah dan kualitas informasi yang menarik perhatian dan bagaimana pengetahuan itu diolah untuk mengambil keputusan. Contoh: tayangan televisi yang lebih disukai adalah sinetron, program berbau mistik, dan komedi daripada tayangan yang berisikan (content) berita atau ilmu pengetahuan.
Implikasinya Terhadap StrategiMarketing
1. Kekuatan persepsi menjadi faktor yang sangat penting.Adanya kesenjangan antara kualitas aktual dan kualitas persepsi mengakibatkan produk yang biasa saja bisa dengan mudah di persepsikan sebagai produk yang bagus. Sebaliknya produk yang bagus tetapi bila disampaikan dengan konteks yang tidak tepat, belum tentu dapat dipersepsikan bagus di mata konsumen.
2. Pengaruh komunikasi dalam menciptakan suatu trend, gaya hidup atau pembentukan brand equity relatif kuat di Indonesia. Dalam menyampaikan komunikasi, jauh lebih baik bila menggunakan pesan sederhana (tidak terlalu kompleks).
3. Marketer harus lebih banyak menciptakan value-value yang bersifat emosional.Gengsi merupakan kebutuhan emosional yang paling laku untuk masyarakat premium Indonesia. Mereka butuh konteks bukan kualitas sesungguhnya. “Yang penting asal banyak dilihat orang”. Sementara masyarakat menengah bawah membutuhkan emotional value seperti perasaan dihargai, diangap pahlawan, dan diterima oleh kelompoknya.
4. Human contact masih sangat penting di Indonesia.Banyak orang Indonesia tidak puas bila dilayani oleh mesin. Mereka lebih puas dan percaya apabila dilayani oleh manusia. Mereka membutuhkan konteks dalam berhubungan dengan penyedia jasa dan bukan hasil akhir saja.
Karakter #6: Suka Merek Luar Negeri
Trend menunjukkan bahwa orang Indonesia lebih suka merek luar negeri karena persepsi produk lokal kualitasnya kurang bagus. Contoh: Levi’s Jeansn Selain itu masalah gengsi pun masihmenjadi faktor utama dalam memilihmerek luar negeri dibandingkan merek lokal.Atau merek lokal yang dipersepsikan merek luar negeri.Contoh: J.CO, Sophie Martin, atau Edward Forrer ketiga merek ini asli buatan dalam negeri tetapi menjadi digemari karena memakai kesan luar negeri
 Implikasinya Terhadap Strategi Marketing
1. Marketer Indonesia yang bekerja bagi perusahaan lokal atau merek asli Indonesia harus melihat seberapa besar dampak negara asal (COO =Country of Origin) berpengaruh pada preferensi konsumen. Apabila tidak banyak berpengaruh maka COO ini tidak perlu dikhawatirkan.Contoh: Merek semen buatan lokal tetap diminati dan di pandang berkualitas bagus.
2. Apabila dampak negara asal cukup mempengaruhi preferensi konsumen, makabeberapa hal yang dapat dilakukan adalah: Resegmentasi atau memilih ulang segmen mana yang akan kita bidik. Karena kalangan segmen atas biasanya lebih peka terhadap pengaruh negara asal. Alternatif lain adalah dengan cara memposisikan brand sebagai merek dalam negeri. Contoh: Sari Ayu yang memposisikan dirinya sebagai brand untuk wanita Indonesia. Co-branding juga bisa dilakukan sebagai cara menanggulangi masalah COO ini yaitu dengan menggunakan bahan/produk luar negeri berkualitas international. Contoh: komputer rakitan dalam negeri menggunakan spare part luar negeri Sengaja mempersepsikan diri sebagai merk luar negeri. Contoh: J.CO, Sophie Martin, Polytron
Karakter #7:Religius
Jangan main-main dengan isu agama di Indonesia. Ingat kasus Ajinomoto yang di isukan mengandung lemak babi. Betapa cepat respon konsumen dalam menolak produk ini. Sehingga pihak Ajinomoto mengeluarkan biaya dan tenaga yang sangat besar untuk mengembalikan kepercayaan publik. Masalah halal-haram masih menjadi isu yang utama di pasar makanan karena sebagian besar penduduk Indonesia beragama Muslim. Momen-momen bulan suci agama masih menjadi ajang yang tepat untuk mempromosikan produk yang memiliki konteks agamis.Contoh: Promag secara tepat mempromosikan produknya pada bulan puasa.
Implikasinya Terhadap StrategiMarketing :
1. Strategi positioning. Jika kita mau menyasar segmen beragama maka kita harus tahu kaidah agama tersebut dan berusaha memenuhinya. Dan sangat penting untuk menjaga kesan eksklusif dalam positioning produk agar menjadi simbol ketaatan terhadap agama. Contoh: Bank dan Pegadaian Syariah.
2. Strategi komunikasi. Sebaiknya dalam mengomunikasikan produk menggunakan endorser tokoh agama atau karakter lain yang identik dengannya. Contoh: Promag menampilkan tokoh Dedi Mizwar sebagai bintang iklannya.Dalam menjalankan strategi di atas harus berhati-hati jangan sampai memilih tokoh yang salah. Lebih baik yang mewakili pribadi dan bukan kelompok tertentu karena salah-salah produk tersebut disukai golongan tertentu namun dibenci golongan yang lain.
Karakter #8: Gengsi
Gengsi bukan monopoli golongan elit sosial saja tetapi sudah menjadi sikap dan perilaku seluruh golongan konsumen Indonesia. Tiga hal yang menyebabkan gengsi sangat penting di Indonesia:
1. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi, hal ini kemudian mendorong sikap suka pamer
2. Kita masih menganut budaya feodal yang menciptakan kelas-kelas sosial
3. Masyarakat kita biasa mengukur keberhasilan dari materi dan jabatan. Contoh: Produk mobil-mobil mewah ternyata laris manis dijual di Indonesia walaupun pendapatan perkapitanya rendah.Banyak konsumen rela membeli secara kredit walaupun cicilannya menyedot setengah dari gajinya. Adanya kebutuhan self-esteem yang besar yang kemudian dimanfaatkan oleh para pebisnis untuk membuka gerai-gerai kafe elit seperti Starbucks, Coffee Bean, dan HardRock. Kafe-kafe tersebut lebih kepada memberikan emotional-value daripada produknya sendiri.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing :
1. Dari segi produk. Produk yang ditawarkan kepada konsumen yang sensitif gengsi haruslah yang memiliki nilai eksklusifitas. Tampilan harus bagus, bahkan tampilan lebih penting daripada isi produk. Contoh: mobil-mobil dengan logolimited-edition yang mencirikan kesan eksklusif.
2. Dari segi strategi komunikasi. Semakin produk yang terbatas tadi dipahami oleh audience yang semakin banyak maka sang pemilik akan semakin bangga memilikinya. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang direkomendasikan adalah yang mengikut sertakan non target market sebagai audience.
3. Strategi positioning. Konsumen gengsi pada hakikatnya karena kurang percaya diri, oleh karena itu, merek paling cocok diposisikan sebagai merek yang dapat mendongkrak percaya diri dan status. Contoh: Mercedes Benz sudah terkenal image-nya sebagai bukti kesuksesan, Adidas dipercaya dapat meningkatkan percaya diri di segmen anak muda.
Karakter #9: Kuat di Subculture
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki etnis yang paling beragam, faktor kedaerahan (subculture) tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para marketer ketika merancang strategi marketingnya. Contoh: Orang Jawa suka manis, orang Padang suka pedas. Dari sisi produk ada beberapa contoh yang menggambarkan faktor subculture ini: Di Jawa, orang lebih menyukai rokok kretek, sementara di Sumatera,orang lebih menyukai rokok filter Kompas sebagai koran nasional ternyata tidak bisa mengalahkan JawaPos di Jawa Timur, Pikiran Rakyat di Bandung, Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta, dan Suara Merdeka di Jawa Tengah.
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing
1. Strategi komunikasi. Sebaiknya menonjolkan konten-konten lokal. Para pemain farmasi rupanya sudah sadar akan hal ini, terbukti dari jingle iklan mereka di radiolokal sudah menggunakan bahasa daerah setempat agar lebih mengena dihati konsumen.
2. Strategi distribusi. Dalam mendistribusikan produk, kita perlu juga memikirkan memakai saluran distribusi lokal daerah tersebut. Karena mereka menguasai medan dan lebih kuat secara politis.
3. Strategi produk. Perlu dipikirkan untuk mengembangkan suatu produk dengan local content.Contoh: Indomie mengeluarkan produk Mie Selera Nusantara yang diambil dari masakan khas daerah asal.
Karakter #10: Kurang Sadar Lingkungan.
Fakta menunjukkan bahwa konsumen Indonesia kurang memperhatikan atribut ramah lingkungan pada produk-produk yang beredar di masyarakat. Contoh dalam bidang otomotif, konsumen Indonesia lebih suka atribut gengsi, irit, ekonomis,nyaman, suku cadang murah, atau harga jual kembali tinggi daripada atribut ramah lingkungan. Contoh lain: Untuk produk AC (Air Conditioner), konsumen lebih memilih yang murah, tahan lama, dan hemat listrik daripada yang ramah lingkungan dan kesehatan tetapi agak lebih mahal.Orang Indonesia enggan memakai kertas daur ulang sementara masyarakat dinegara maju mendukung penggunaan kertas daur ulang
Implikasinya Terhadap Strategi Marketing :
1. Faktor pendidikan. Segmen konsumen yang dapat menerima benefit dari suatu produk yang ramah lingkungan adalah segmen konsumen berpendidikan. Bagi konsumen yang tingkat pendidikannya rendah, benefit ini sukar dimengerti karena merupakan suatu hal yang abstrak. Sehingga berdasarkan faktor pendidikan, marketer seharusnya mengomunikasikan benefit ini dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti.
2. Tingkat pendapatan. Konsumen yang sadar lingkungan adalah konsumen yang memiliki angaran lebih untuk membeli produk tertentu. Marketer bisa memulai kampanye produk dari segmen premium. Namun untuk saat ini elemen ramah lingkungan hendaknya tidak dijadikan atribut positioning utama,hanya sebagai elemen tambahan.
Sumber tulisan : samuel.satria (samuel.satria@gmail.com)

No comments:

Post a Comment